Payakumbuh, Sumbar– Resonan (getaran) Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap penertiban Pedagang dan Tukang Parkir dibeberapa tempat dalam seminggu terakhir dinilai kebijakan yang minim empati, bahkan ada yang menilai kejam.
Lapak-lapak sederhana Pedagang yang telah menjadikannya amplitudo harian dibongkar Petugas “asuangan” Walikota begitu saja, hingga membuat resonansinya merusak irama kehidupan mereka, bahkan dibeberapa kesempatan penertiban dipimpin langsung Wakil Walikota, Elzadaswarman.
Dari Informasi-informasi pasif yang media terima, Penertiban ini berakar dari Selusin Program 100 hari kerja Zulmaeta-Elzadaswarman, tepatnya Nomor 12 : Penataan Pusat Kota: Perbaikan infrastruktur di kawasan strategis seperti Simpang Tugu Adipura, Simpang Ngalau, Kubu Gadang, serta sepanjang Jalan Sudirman dan Soekarno Hatta. Termasuk pembenahan pasar untuk meningkatkan kebersihan dan pengelolaan parkir.
Begitu juga apa yang dilakukan. Dinas PUPR, dengan tim lengkap melakukan penyisiran sepanjang jalan Sudirman, Soekarno Hatta, Imam Bonjol, Rasuna Said.
Banyak bangunan tempat usaha masyarakat yang dianggap melanggar batas fasilitas umum diberikan surat teguran untuk dibongkar dalam waktu seminggu ke depan.
Jika tidak dibongkar sendiri, makan pembongkaran akan dilakukan oleh Tim.
Padahal Ada 11 Program Kerja lagi yang akan berusaha dicapai dalam waktu 100 hari pasca dilantik menjadi Walikota/Wakil Walikota, Namun si Nomor 12 inilah yang paling “Progresif” Implikasinya.
Implikasinya?
Disaat Ekonomi lesu dan tidak tersedianya lowongan pekerjaan, Puluhan Pedagang dan Petugas Parkir harus kehilangan sumber pendapatan.
Disinilah empati Walikota/Walikota baru Payakumbuh mendapatkan ujiannya, antara Opsi Pertama memilih melanjutkan Penertiban Kawasan yang akan mengorbankan Ekonomi Warga terdampak atau menunda dengan solusi alternatif? Namun Sepertinya Pemko Pilih Opsi yang Pertama? Kejam?
Tokoh masyarakat yang juga Mantan Anggota DPRD kota Payakumbuh Yernita mengatakan bahwa ini aneh dan seperti dipaksakan atau momen cari muka Pejabat terhadap Walikota berdarah Agam ini, Wallahu ‘alam!
“Padahal Pedagang tersebut seperti pedagang buah, usaha ban dll itu sudah lama melakukan usahanya, berbeda dengan 2 periode kepemimpinan Riza Falepi bahkan 2 kali penunjukan PJ Wako tempat usaha masyarakat ini aman-aman saja?” Tanya Politisi Partai Gerindra ini.
Seorang tokoh masyarakat lain yang enggan namanya di tulis juga turut berkomentar
“Jika tempat itu dilarang, kenapa bisa mendapat fasilitas Listrik PLN, PDAM maupun Telkom? Bukankah sebelum pemasangan sarana-sarana tersebut harus memperlihatkan izin-izin usaha nya terlebih dahulu,Petugas Pemko jangan juga APAS (Asal Perintah Atasan, Sikat!)” pintanya.
Berikut beberapa program unggulan yang menjadi prioritas pasangan ZuZema dalam 100 hari pertama kepemimpinan:
1. Sahabat Adnaan: Mempermudah akses obat bagi pasien penyakit kronis, termasuk layanan pengantaran obat ke rumah. Penataan kawasan parkir dan sistem antrean di RSUD Dr. Adnaan WD juga menjadi bagian dari program ini.
2. Walikota Melayani: Sebagai dokter spesialis, Zulmaeta akan melayani pasien di rumah sakit secara langsung pada jadwal tertentu.
3. Lapor Dok Wako: Layanan pengaduan masyarakat tersedia secara offline dan online di Mal Pelayanan Publik untuk mempermudah pelaporan keluhan warga.
4. Klinik Cegak Basamo: Menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah di Mal Pelayanan Publik.
5. Digitalisasi Sekolah: Perluasan jaringan internet ke seluruh sekolah dan penerapan konsep sekolah digital, termasuk dukungan bagi sekolah kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG).
6. Kota Berseri: Program kebersihan kota dan sekolah, termasuk pembuatan eco brick dan eco enzym untuk mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan.
7. Payakumbuh Cerdas: Peningkatan layanan pendidikan melalui insentif guru TPA, beasiswa pendidikan, penggantian kepala sekolah yang pensiun, dan peluncuran sekolah digital.
8. Pengendalian Banjir: Pembenahan lima titik rawan banjir melalui pembersihan saluran drainase, gotong royong pembersihan sungai, serta pembangunan Taman Digital Kecamatan.
9.Gerbang Kota: Pembangunan gerbang kota di Kelurahan Balai Panjang sebagai simbol identitas Payakumbuh.
10. Optimalisasi Irigasi: Pemeliharaan saluran irigasi untuk meningkatkan produksi pertanian dan mendukung ketahanan pangan.
11. Tahan Tani: Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui bantuan bibit palawija guna mendukung ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.
12. Penataan Pusat Kota: Perbaikan infrastruktur di kawasan strategis seperti Simpang Tugu Adipura, Simpang Ngalau, Kubu Gadang, serta sepanjang Jalan Sudirman dan Soekarno Hatta. Termasuk pembenahan pasar untuk meningkatkan kebersihan dan pengelolaan parkir.
Soe-crie
Tim Redaksi