Kab. Limapuluh Kota, Sumbar–Duet RKN-FERI BUYA memang ideal. Mereka kombinasi ideal dalam banyak hal. Misalnya cara bersosialisasi. Feri Buya setiap hari bertandang ke kedai-kedai kopi. Di semua jorong ada tempat buya mengopi. Buya bersosialisasi dengan cara sangat alamiah. Mengalir bagaikan air saja. Tidak ada pengkondisian. Datang ke kedai kopi, ngobrol 30 menit dengan warga lalu pindah ke kedai kopi lain. Kegiatan itu sudah dilakukan buya berpuluh tahun. Sehingga tidak ada canggung.

Buya juga datang begitu saja ke acara-acara kematian. Tersiar kabar ada warga meninggal, dimana saja, buya datang. Mayoritas warga Limapuluh Kota mengenalnya, sehingga buya sekali lagi, tidak canggung bersosialisasi. Dimana ada gotong royong beliau hadir. Tak perlu diundang bahkan. Modal investasi sosial nya sangat cukup untuk bersosialisasi di tengah masyarakat.

Kegiatan seperti itu dilakukan buya rata-rata lebih dari 15 titik setiap harinya. Lain pula dengan RKN, gaya sosialisasi nya berbeda. RKN cenderung menghimpun massa. Semakin rame semakin semangat dia berpidato. Dalam pikada tahun ini relawan RKN mengkondisikan minimal 200 orang di setiap acara. RKN juga menggerakkan relawan dan kader partai politik, jumlahnya tidak sedikit, lebih dari 2.000 orang. Relawan RKN terbagi ke dalam beberapa simpul dan tersebar di setiap TPS.