lingkupperistiwa.com, PELALAWAN – Data terkini korban truk pekerja nyemplung di Sungai Segati Pelalawan, 14 orang tewas dan satu masih hilang, Senin (24/02/25).
Tim gabungan pencari korban tragedi terjunnya truk yang mengangkut pekerja di konsesi PT Nusa Wana Raya (NWR) ke Sungai Segati, berhasil menemukan korban yang hilang. Dari 9 korban yang hilang, 8 di antaranya telah ditemukan hari ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, Zulfan MSi menerangkan, 8 korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Total hari ini ditemukan lagi 8 korban sudah meninggal dunia,” kata Zulfan, dikutip dari SabangMerauke News, Senin.
Ia menjelaskan, sebanyak 8 korban yang ditemukan, 4 di antaranya merupakan korban dewasa dan 4 lainnya anak-anak. “Dari 9 korban yang sedang dicari, 8 sudah ditemukan. Ada satu orang lagi yang masih dicari,” kata Zulfan.
Menurut Zulfan, satu korban yang masih dicari merupakan anak-anak. Dengan demikian, jumlah korban yang meninggal dunia dan sudah ditemukan hingga saat ini sebanyak 14 orang.
Sementara, 17 orang dinyatakan selamat dan satu orang lagi masih hilang. “Tim gabungan masih terus menyisir lokasi. Mudah-mudahan segera ditemukan,” kata Zulfan.
Desak PT NWR dan APRIL Grup Tersangka
Sebelumnya, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mendesak Polda Riau menetapkan direksi PT Nusa Wana Raya (NWR) dan APRIL Grup bertanggungjawab atas tragedi terjunnya truk pengangkut tenaga kerja dan keluarganya ke Sungai Segati di Pelalawan, Sabtu (22/2/2025). Peristiwa ini menewaskan 14 orang dan 1 orang masih hilang.
“Kami menyampaikan belasungkawa terhadap korban dan keluarga dan mendorong Polda Riau mengambil alih dan segera menetapkan tersangka direksi PT NWR dan APRIL Grup serta menuntut pertanggungjawabannya,” kata Koordinator Jikalahari, Okto Yugo Setiyo, Senin (24/2/2025).
Okto menyebut, peristiwa tersebut dapat terjadi akibat pelanggaran regulasi dan hak asasi manusia. PT NWR, kata Okto, jelas melakukan pelanggaran karena membiarkan mobil truk Colt Diesel dijadikan sebagai alat transportasi pekerja penanaman dan perawatan tanaman di dalam konsesinya. Hal itu disebutnya, melanggar Pasal 137 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Mengangkut penumpang dengan menggunakan truk adalah terlarang, karena secara aturan fungsi mobil barang dan penumpang berbeda,” kata Okto Yugo
Ia juga menuding kalau APRIL gagal dalam menjamin keselamatan pekerja. Padahal APRIL selalu membanggakan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHS). Grup APRIL, kata Okto, kerap menyatakan meningkatkan pemeliharaan lingkungan kerja yang selamat, sehat dan aman bagi seluruh karyawan, kontraktor, konsumen dan pengunjung.
Sebagaimana diketahui, PT NWR merupakan perusahaan afiliasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang memasuk bahan baku industri pulp and paper dari tanaman akasia dan eukaliptus di areal konsesinya. PT RAPP tergabung dalam raksasa APRIL Grup.
Okto juga meminta pemerintah segera mengaudit kinerja APRIL grup atas jaminan keselamatan kerja dan kesejahteraan pekerjanya dan masyarakat sekitar.
“Pemerintah harus mengaudit pelaksanaan kerja APRIl Grup dan memastikan hak seluruh korban baik yang meninggal maupun korban selamat. Serta memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali, baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitar,” kata Okto.
Menurut Jikalahari, tragedi yang terjadi bukanlah yang pertama kali di lingkungan APRIL Grup yang mengakibatkan korban para pekerja dan masyarakat sekitar. Pada Februari 2023 silam, 32 orang karyawan PT MSM yang bekerja di Project PT RAPP mengalami gangguan pernafasan, diduga karena menghirup gas beracun (sulfur acid) dari pipa zat kimia PT RAPP yang mengalami kebocoran.
Kemudian pada November 2024, terjadi kecelakaan lalu lintas tragis di jalan koridor PT RAPP Km 42 Desa Segati. Kala itu, mobil pick up Mitsubishi L 300 yang dikemudikan masyarakat Desa Segati bertabrakan dengan truk Hino milik PT DNR, subkontraktor PT RAPP yang mengangkut kayu akasia. Kecelakaan ini mengakibatkan supir mobil L 300 meninggal dunia.
Jikalahari dalam pernyataannya mendesak Gubernur Riau mengintruksikan dinas terkait melakukan audit K3 seluruh wilayah operasional APRIL Grup
“Polda Riau agar mengambil alih melakukan penyidikan sampai tuntas terhadap Direksi PT NWR dan APRIL Grup yang membiarkan truk Colt Diesel digunakan sebagai kendaraan operasional untuk pekerja. APRIL Grup harus bertanggung jawab penuh terhadap 32 korban, baik yang meninggal maupun yang dalam perawatan,” tegas Okto.
Daftar Korban
Berikut adalah daftar nama korban selamat
1. Yerniwati
2. Arkian Zebua
3. Yasman Gulo
4. Novayanti
5. Taogomano
6. Nenek Seja
7. Ina Nove
8. Epriniwati
9. Dameria
10. Jelisman
11. Otonius
12. Yantonius
13. Melianus
14. Juventus
15. Febri
16. Wia
17. Berkat
Daftar nama korban meninggal:
1. Maranata Zendrato
2. Solina
3. Cahya
4. Tri
5. Cel
6. Yaman Hulu masih dalam proses pendataan oleh tim Inafis.
Daftar korban hilang dan sudah ditemukan (8 meninggal)
1. Aferius
2. Yusnidar
3. Yasani
4. Setia Murni
5. Arman
6. Amel
7. Noel
8. Wilda
9. Ciras
Satu orang dari 9 yang hilang belum ditemukan. (*)
Editor : juminawati
Tim Redaksi